Jumat, 04 Mei 2012

Komunikasi Kelompok & Organisasi





Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.


Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK
1.     hubungan sosial
Dimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2.     Pendidikan
Sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing anggota, mustahil fungsi edukasi ini akan tercapai.
3.     fungsi persuasi
seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.

4. Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.

Komunikasi organisasi
Pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Fungsi komunikasi dalam organisasi :
- Proaksi dan regulasi.
- Menentukan tujuan organisasi.
- Menentukan area permasalahan.
- Mengevakuasi performa.
- Memberikan komando, instruksi, memimpin, dan mempengaruhi inovasi.
- Mendapatkan informasi baru.
- Cara mengkomunikasikan susuatu yang baru dalam sosialisasi dan perbaikan
- Harga diri anggota.





Komunikasi di Depan Umum





Berbicara didepan publik/umum merupakan kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi. Pembicara memiliki ide yang dapat berupa pengetahuan, pengalaman, cita-cita, keinginan, perasaan, dan sebagainya itu akan disampaikan kepada publik. Pembicara menyajikan idenya mempergunakan kode, tanda atau lambing. Kode utama yang diperlukan pembicara adalah bahasa. Bahasa yang disusun begitu rupa untuk untuk menyampaikan ide ini biasa disebut wacana. Karena pembicara ingin menyampaikan idenya secara langsung kepada publiknya.
Wujud wacananya adalah wacana lisan. Publik mendengarkan wacana lisan pembicara serta menyaksikan ekspresi wajah, gerak anggota tubuh, dan penampilan pembicara.publik aktif menafsirkan ide yang ingin disampaikan pembicara dengan mempergunakan wacana lisan dan seluruh ekspresinya itu.Apa tujuan utama orang berbicara di depan umum? Tujuan orang berbicara didepan umum adalah agar umum memiliki ide seperti yang dimiliki pembicara. Dengan kata lain, tercipta kebersamaan dalam ide. Pembicara dan publik sama-sama memiliki ide yang sama.
Untuk memulai berbicara didepan forum umum, ada 4 faktor yang harus dimiliki oleh seorang pembicara , yaitu :
1) Percaya Diri
Salah satu faktor utama yang wajib pertama kali dimiliki oleh pembicara. Jika seorang pembicara tidak percaya diri maka akan sulit baginya untuk menyampaikan ide dan gagasan yang ada didalam pikirannya. Hal ini disebabkan hatinya sudah diliputi rasa grogi,malu atau takut sehingga bingung harus menyampaikan apa dan tidak tahu dari manakah untuk memulai presentasinya. Rasa percaya diri ini dapat dilatih perlahan dengan mulai berlatih berbicara dihadapan forum-2 kecil dengan tema pembicaraan ringan dan santai.
2) Kejelasan Suara
Gunakan suara yang dapat didengar jelas oleh audien (pendengar). Volume suara cukup sedang-2 saja dan jangan menggunakan istilah-2 yang sulit dimengerti oleh audien karena tingkat pengetahuan dari masing-2 audien tidak sama. Penggunaan istilah-2 umum mungkin akan sangat membantu para audien memahami apa yang kita sampaikan.
3) Ekspresi/Gerak Mimik
Seorang pembicara juga merupakan seorang aktor dihadapan audiennya. Penggunaan ekspresi yang tepat sesuai tema pembicaraan kita akan dapat membuat audien menjadi lebih semangat untuk mengikuti setiap detil pembicaraan kita dan terhindar dari kantuk akibat kebosanan melihat cara berbicara kita. Sebagai contoh, misalnya kita berbicara mengenai kepahlawan para pejuang tempo dulu didalam acara HUT RI maka tentu saja ekspresi semangat berkobar-2 harus kita tunjukkan didepan umum tanpa mengurangi penyampaian makna pembicaraan.
4) Kelancaran Komunikasi
Agar audien dapat menangkap maksud penyampaian pembicara maka cara menyampaikan haruslah lancar dan terunut dengan baik. Berbicara dengan tersendat-sendat atau terputus-putus karena adanya gangguan faktor lain (mis: HP berdering terus) dapat mengurangi antusias audien sehingga menimbulkan kejengkelan yang dapat merugikan pembicara itu sendiri.

Sukadi G. 1993. Public Speaking. Jakarta : Grasindo
id.wikipedia.org/wiki/Berbicara_di_depan_umum


Komunikasi Antar Budaya




Konsep komunikasi ini merupakan komunikasi yang timbul karena adanya interaksi antara individu dengan individu atau kelompok dari latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan budaya menjadi sebuah fenomena karena sering menimbulkan perselisihan atau justru semakin mendekatkan hubungan.
Komunikasi antar budaya terjadi saat faktor keanggotaan suatu kelompok budaya mempengaruhi proses komunikasinya, terlepas disadari atau tidak. Perbedaan mendasar yaitu bila dua orang berkomunikasi secara antarpribadi dan salah satu anggota komunikasi beradapatasi menggunakan satu budaya secara bersama.
Pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya disebabkan perkembangan interaksi masyarakat baik Indonesia maupun dunia dengan seluruh manusia diberbagai belahan bumi ini.  Kehidupan kini semakin mengglobalisasi akibat tingginya ketergantungan dalam hubungan perekonomian, politik,  dan budaya. Terciptalah apa yang disebut dengan desa dunia dimana kesempatan untuk mempelajari beragam budaya semakin besar.
Budaya dalam komunikasi  juga menempati posisi penting karena bersifat mengatur perilaku anggota suatu masyarakat. Perilaku tersebut tertentu memandang realitas termasuk realitas komunikasi baik denganorang dalam budaya sama maupun budaya yang berbeda.

KONSEP-KONSEP PENTING DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi antar budaya didefinisikan sebagai proses pertukaran simbolik dimana individu-individu dari setidaknya dua budaya yang berbeda menegosiasikan makna bersama dalam situasi interaktif (Gudykunst 1990).

Konsep-konsep penting tersebut antara lain :
Pertukaran simbolis : Penggunaan simbolis, baik verbal maupun non verbal.
Proses : Berarti sifat saling keterkaitan pada kegiatan komunikasi . Sifat transaksional dalam komunikasi antar budaya berkaitan dengan proses encoding dan decoding. Jika kedu aproses ini selaras, maka pengirim dan penerima pesan telah menyelesaikan satu makna isi yang dipahami bersama.
Komunitas budaya yang berbeda : Batas komunkiasi budaya adalah untuk menggambarkan perbedaan budaya. Dapat mengacu pada letak geografis, kepercayaan, nasionalitas, atau bisa juga dengan etnisitas.

Negotiated shared meaning
Situasi  interaktif
Situasi interaktif mengandung komponen sebagai berikut :
-          Elemen perilaku
-          Tujuan partisipan
-          Aturan perilaku
-          Perbedaan peran yang harus dimainkan
-          Setting fisik dan peralatan
-          Konsep ognitif
-          Keterampilan sosial yang relevan


DIMENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

Menurut Hoftstede

1. Individualisme-kolektivisme
Di dalam budaya kolektivistik, tiap orang akan cenderung menghindari perilaku yang akan menyakiti perasaan orang lain dan tidak terlalu memaksakan kehendak kepada orang lain. Sebaliknya dalam budaya individualistik, orang lebih menyukai kejelasan dan apabilla mengajukan permintaan dilakukakn secara langsung untuk memenuhi tujuannya.

2. Penghindaran ketidakpastian
Anggota masyarakat dengan budaya penghindaran ketidakpastian yang tinggi memiliki toleransi yang rendah pada ketidak pastian dan ambiguitas yang diekspresikan dari tingginya kegugupan dan pelepasan energi, sangan mengutamakan aturan formal dan kurang toleran terhadap gagasan yang muncul atau perilaku yang menyimpang (Hofstede 1979).

3. Dimensi Jarak Kekuasaan
Untuk menggambarkan sejauh mana anggota lembaga atau organisasi yang kurang berkuasa  menerima kekuasaan yang menyimpang.

4. Dimensi maskulinitas-feminitas
Mneggambarkan sejauh mana derajat suatu budaya membedakan secara tegas peran perempuan dan peran laki-laki. Budaya maskulin lebih menghargai kinerja, ambisi, benda- benda, kekuasaan dan keasertifan. Sedang budaya feminin, tidak ada pembagian peran yang tegas antar gender bahkan ada tumpang tindih peran. Baik laki-laki maupun perempuan diharapkan sederhana, lembut, dan peduli pada kualitas hidup.

Menurut Hall
Dimensi komunikasi konteks rendah-konteks tinggi
Komunikasi konteks rendah berkenaan dengan sejauh mana suatu budaya menekankan cara-cara berkomunikasi yang lebih langsung, verbal dan jelas. Sedangkan komunikasi konteks tinggi ditansai dengan penyampaian informasi yang bersifat eksplisit, simbolik, nonverbal dan ekspresi.

KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Perlunya kompetensi yang khas dalam komunikasi antar budaya untuk dapat mengatasi keberbedaan antar budaya. Kompetensi itu adalah kesadaran dari komunikator (mindfullness). Menurut Langer (1989) Konsep penuh kesadaran berarti kesiapan mengubah cara pandang dan motivasi untuk menggunakan cara pandang baru di dalam memahami keberbedaan budayadan kesiapan untuk bereksperimen dengan pengambilan keputusan dan pensolusian masalah. Sebaliknya jika komunikator sangat bergantung pada cara pandang lama (mindlessness).


1. Kriteria penuh kesadaran
Pengubahan cara pandang lama menjadi cara pandang baru tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain :

-          Tujuan interaktif inetrumental : hasil substantif atau sumebr daya yang ingin diraih misal mengubah sikap orang lain.
-          Tujuan Representasi diri berkaitan dengan gambaran diri yang ingin dipertahankan di depan publik dan ingin orang lain menghargai
-          Tujuan relasional : berhubungan dengan status hubungan antar pribadi.

2.  Kriteria kompetensi komunikasi
Spitzberg dan Cupach (1984) berendapat kompetensi komunikasi perlu memiliki 2 kriteria : kesesuian dan efektivitas. Untuk bertindak sesuai dan efektif, harus memperkaya tiga komponen kompetensi komunikasi yaitu pengetahuan, keterampilan dan motivasi. Pengetahuan mengenai pemahaman kognitif dan kesiapan afektif uuk berkomunikasi secara efektif. Keterampilan berkaitan dnegan kemampuan operasional. Motivasi untuk mempelajari cara berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda.
HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi antarbudaya dapat efektif jika aspek pengetahuan, keterampilan dan motivasi dipenuhi. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka akan timbul hambatan-hambatan dalam komunikasi.

Komunikasi Antarpribadi dan Keterampilan Komunikasi


Pengertian dan Tujuan Komunikasi antarpribadi
                              
Setiap individu dalam suatu organisasi (bisnis maupun non bisnis) dalam kehidupan sehari-harinya tidak dapat dilepaskan dengan dunia komunikasi. Salah satu jenis komunikasi adalah komunikasi antarpribadi.
Apa yang dimaksud dengan pengertian komunikasi antarpribadi??
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis dan non bisnis) dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, paling tidak ada 4 hal tertentu yang perlu diperhatikan dalam mencermati definisi Komunikasi antarpribadi yakni :
a.         Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih.
b.        Menggunakan media tertentu, misalnya telepon, telepon seluler, atau bertatap muka.
c.         Bahasa yang digunakan biasanya bersifat informal (tidak baku) , kadang-kadag menggunakan bahasa daerah, bahasa pergaulan atau bahasa campuran.
d.        Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal atau pribadi bila komunikasi terjadi dalam suatu masyarakat, dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu organisasi.
Di dalam suatu masyarakat, komunikasi antar pribadi merupakan bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi.

Tujuan Komunikasi antarpribadi
Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut :
1.        Menyampaikan informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut.
2.        Berbagi pengalaman
Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan
3.        Menumbuhkan simpati
4.        Melakukan kerja sama
Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan krjasama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
5.        Menceritakan kekecawaan atau kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah bercerita apa yang selama ini dipendam
6.        Menumbuhkan motivasi
Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yag baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti pemberian insentif yang bersifat financial maupun non financial, memberikan pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.





Keterampilan Komunikasi

2.1 Pengertian Keterampilan Komunikasi

Komunikasi atau ”communication” berasal dari bahasa latin “communis” atau dalam bahasa inggrisnya “commun” secara etimologi berarti “sama”. Berkaitan dengan hal ini Sowandi (1996:13) mengemukakan, “Apabila kita berkomunikasi (to commumcate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan”.

Secara terminologis, komunikasi merupakan suatu istilah yang menunjukkan suatu proses hubungan antara individu satu dengan lainnya yang berisi kegiatan menyampaikan dan menerima pesan. Sehubungan dengan hal ini Effendi (1996:6) mengemukakan bahwa, “Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap-sikap, pendapat atau perilaku”. Sejalan dengan hal ini Supihara (1999:15) menyatakan, “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan-pesan baik secara lisan maupun mempergunakan informasi”. Komunikasi menurut Bulatau (2007:70) dapat pula dipahami, ”Sebagai pengungkapan pribadi kepada orang lain”.
Komunikasi juga dapat dipandang sebagai suatu peristiwa sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Sejalan dengan hal ini Rahmad (1990:9) menyatakan, “Komunikasi adalah peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan orang lain”.
Adapun Colin Cherry (dalam Mardikunto, 1992:69) menyebutkan: Komunikasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian yang sama (pengertian bersama) yang lebih baik mengenai masalah-masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi bukan jawabannya sendiri, tetapi pada hakikatnya merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerima rangsangan dan pembangkitan balasan.
Pendapat lain tentang komunikasi sebagaimana dijabarkan oleh Suprapto dan Fahrianoor (2004:5) yang menyebutkan bahwa : Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau lambang yang melibatkan dwiperson atau lebih yang terdiri atas pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama mengenai masalah atau persoalan masing-masing pihak.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai makna hakiki komunikasi yaitu suatu proses interaksi yang didalamnya terdapat maksud saling melengkapi, memperbaiki, dan memahami persoalan-persoalan yang dialami oleh personal yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa komunikasi tidak sekedar media penyampaian pesan belaka (yang mungkin menguntungkan salah satu pihak saja) melainkan lebih kepada jalinan antar personal (pribadi) antar pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Oleh sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan baik dan lancar serta memberi manfaat baik bagi pihak penyampai pesan maupun bagi pihak penerima pesan, maka diperlukan adanya keterampilan komunikasi. Menurut Hafied Changara (2007:85) keterampilan komunikasi adalah, ”Kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan kepada khalayak (penerima pesan)”. Selanjutnya menurut Anwar Arifin (2008:58) kemampuan komunikasi adalah, ”Keterampilan seseorang dalam menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan”.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan komunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Untuk itu, agar mampu melakukan komunikasi yang baik, maka seseorang harus memiliki ide dan penuh daya kreativitas yang tentunya dapat dikembangkan melalui berbagai latihan dengan berbagai macam cara, salah satunya membiasakan diri dengan berdiskusi.


2.2 Jenis-jenis Keterampilan Komunikasi
Setiap komunikasi yang dilakukan, tentunya diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Komunikasi akan berjalan dengan dinamis, apabila disertai adanya suatu reaksi dari pihak penerima pesan. Reaksi ini menandakan bahwa pesan yang disampaikan mendapatkan tanggapan. Ada beberapa jenis komunikasi yang perlu dipahami oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Asrori (2003:136) ialah, “Komunikasi verbal, komunikasi fisik,dan komunikasi emosional”. Berikut penjelasan tentang keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masing komunikasi tersebut :
a. Keterampilan komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi bila dua orang atau lebih melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan alat artikulasi atau pembicaraan. Prosesnya terjadi dalam bentuk percakapan satu sama lain. Asrori (2003:136) mengemukakan bahwa, “Dalam melakukan komunikasi verbal, seseorang harus terampil dalam menggunakan kata-kata, menggunakan tata bahasa yang teratur dan sopan, serta mampu menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara”.
Ini berarti, komunikasi verbal adalah komunikasi yang secara nyata dapat dilihat melalui percakapan antara dua orang atau lebih, sehingga setiap orang yang melakukan komunikasi verbal perlu untuk memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, tata bahasa yang baik dan sopan, sehingga pesan yang disampaikan dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan (lawan bicara).

b. Keterampilan komunikasi fisik
Komunikasi fisik adalah komunikasi yang terjadi manakala dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa tubuh. Misalnya, ekspresi wajah, posisi tubuh, gerak-gerik dan kontak mata. Asrori (2003:136) mengemukakan bahwa, “Seseorang membutuhkan kemampuan untuk menggunakan isyarat non verbal, seperti ekspresi wajah, lambaian tangan dan lain sebagainya, secara tepat agar pesan dapat diterima oleh penerima pesan”.
Berarti, dalam menggunakan komunikasi fisik, seseorang diharuskan memiliki kemampuan untuk menggunakan anggota tubuh secara tepat dan sesuai dengan yang disampaikan, agar pesan dapat mudah diterima dan dipahami oleh penerima pesan.

c. Keterampilan komunikasi emosional
Komunikasi emosional adalah interaksi yang terjadi manakala individu melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan. Misalnya, mengeluarkan air mata sebagai tanda sedih, haru, atau bahkan terlalu bahagia. Asrori (2003:137) mengemukakan bahwa, “Seseorang harus mampu mengontrol mental dan kondisi kejiwaannya agar tetap dalam keadaan stabil”.
Berdasarkan pendapat ini, seseorang yang dikatakan terampil melakukan komunikasi emosional adalah apabila dalam melakukannya ia tetap berada pada kondisi mental dan kejiwaan yang stabil, sehingga hal-hal yang bersifat bentuk komunikasi emosinal seperti sedih, haru dan senang tetap terlihat dalam bentuk yang wajar dan tidak berlebihan.


2.3 Pentingnya Keterampilan Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Menyampaikan pesan dengan baik merupakan prestasi dalam hubungan sesama manusia, namun sebaliknya komunikasi yang buruk bisa menjadi bencana dan berdampak tidak baik, setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam berkomunikasi dan dapat dilakukan melalui tatap muka, melalui telepon, sms, chat, e-mail, dan lain-lain.

Cara-cara berkomunikasi yang baik dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Pengetahuan
Komunikasi harus ditunjang dengan penguasaan pengetahuan umum yang cukup, dan tidak perlu bergantung pada pendidikan akademis yang memadai, misalnya harus bergelar profesor ataupun doktor, bagaimana dengan mereka yang belum mampu belajar hingga ke perguruan tinggi? yang terpenting harus bisa membaca dengan segala informasi yang sedang menjadi headline media masa.

2. Mendengarkan
Bukan berarti kita tidak perlu berinteraksi atau berargumen, namun ada baiknya kita dengarkan lawan bicara kita sampai dia selesai bicara kemudian kita dapat memberikan tanggapan dan mungkin feedback yang dia butuhkan, atau bila kita hanya diperlukan sedikit interaksi, setidaknya kita dapat berkata oke, baik, dan terima kasih.

3. Rendah hati
Berikanlah informasi yang sejujurnya saat kita berkomunikasi, tidak perlu harus mendeskripsikan bahwa kita seorang yang pintar yang dapat melakukan segala sesuatu, walaupun mungkin sebetulnya kita bisa saja melakukannya, biasakanlah mengimbangi lawan bicara agar jangan sampai predikat sombong dan angkuh diberikan untuk kita.

4. Buat Lelucon
Setiap orang mempunyai sense of humor, ada baiknya setiap berkomunikasi diselingi dengan informasi yang bersifat lelucon atau memancing gelak tawa, pada beberapa pelatihan dan seminar hal ini sangat penting untuk mengusir kejenuhan peserta sehingga mereka dapat menikmati tiap-tiap sesi dengan baik, tidak perlu menjaga image yang berlebihan, apabila kita menjadi bahan joke dan tertawaan anggaplah bahwa kita sudah berhasil menghibur orang lain sehingga komunikasi sehari-hari dapat berjalan dengan lancar.

5. Kontak Mata
Untuk menyampaikan suatu pesan kepada lawan bicara sangatlah penting, dengan kontak mata kita dapat melihat maksud-maksud lawan bicara yang tidak dapat disampaikan lewat kata-kata.

6. Senyum dan sapa
Ada nilai terpenting pada setiap komunikasi, senyum dapat melancarkan komunikasi yang kurang baik, apabila kita terbentur dengan birokrasi untuk berkomunikasi dengan big boss, langkah terbaik untuk menembus birokrasi adalah senyum dan sapa, dimana saja dan kapan saja saat berpapasan, dengan upaya yang baik, big boss akan menilai atittude kita, terutama dengan lawan bicara yang usianya jauh lebih tua dari kita, mereka cenderung lebih dominan bicara ketimbang lawan bicaranya, tidak perlu merasa bosan, berikan interaksi yang tidak berlebihan dan jangan terlalu mengada-ada, biasanya mereka mempunyai pengalaman komunikasi yang lebih baik dari kita.

7. Interaksi
Biasakan pada saat berkomunikasi baik itu melalui tatap muka ataupun melalui media, kita memberikan respon yang baik, bila diberikan pertanyaan kita berikan jawaban agar kita dapat memberikan gagasan yang baik untuk berkontribusi pada kemajuan, atau bila disampaikan pesan yang harus disampaikan lagi keorang lain, kita dapat mencatatnya agar tidak terlalu berlebihan saat penyampaian atau meminimalisir penyakit lupa yang sering menyerang.

8. Mencontoh
Bukan berarti menjadi seorang plagiator, melainkan belajar dari keberhasilan orang lain, suatu ide yang sangat bagus, kita meniru cara presentasi, contoh: mengapa presentasi manager selalu berhasil menyakinkan klien, tidak ada salahnya kita mencontoh agar klien puas sehingga pelanggan merasa puas, atau kita juga dapat mencontoh beberapa trik yang disampaikan para motivator agar komunikasi kita dapat diterima oleh orang lain dengan baik.

9. Percaya diri
Jangan pernah merasa anda adalah orang terbodoh yang diciptakan Tuhan kedunia ini, semua manusia diciptakan dengan sifat kemuliaan yang paling tinggi daripada makhluk yang lainnya, yang membedakan hanyalah faktor usaha dan nasib, dengan berbekal hal tersebut kita dapat berkomunikasi tanpa harus merasa minder dengan lawan bicara, yakinlah semua derajat manusia didunia sama rata, yang membedakan hanya amal perbuatan dan akhlak yang baik yang dapat menuntunnya pada kehidupan setelah didunia.


10. Penampilan
Kita tidak harus menjadi orang paling tampan atau cantik ataupun menjadi orang yang multi talented, dengan menjaga kebersihan, kerapian dalam berpenampilan sudah menunjang proses komunikasi agar lawan bicara merasa nyaman dengan kita, tidak mungkin kan kita berkomuniksi sementara mulut atau badan kita dalam keadaan tidak bersih? tidak ada cara yang lebih baik selain memulai komunikasi yang efektif dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulai dari orang-orang terdekat anda.

2.4 Upaya Pengembangan Keterampilan Komunikasi
Banyak orang memiliki kemampuan dan keinginan yang besar, tetapi karena ia tidak dapat mengkomunikasikannya kepada orang lain, kemampuan atau keinginan itu tidak dapat dikembangkan atau terpenuhinya. Agar hal ini tidak terjadi, maka diperlukan adanya upaya pengembangan keterampilan komunikasi yang dilakukan. Hafied Changara (2007:91) mengemukakan bahwa, “Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikan harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive) dan kekuatan (power)”.

Ketiga hal ini perlu dikembangkan oleh setiap orang yang menginginkan komunikasi yang dilakukannya berhasil.

a. Kepercayaan (credibility)
Komunikator yang baik dan efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Menurut Kathleen S. Abraham (1997:181) kredibilitas adalah, “A set perception about excesss had by source is so that accepted and followed by its hearer”. Artinya kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima dan diikuti oleh pendengarnya. Pengembangan kepercayaan (credibility) dapat dikembangkan melalui teori Aristoteles. Menurut Hafied Changara (2007:91) teori tersebut adalah, “Ethos, pathos dan logos. Ethos ialah karakter pribadinya. Pathos ialah pengendalian emosi. Logos ialah kemampuan argumentasi”. Artinya, untuk mengembangkan kepercayaan atau kredibilitas, seseorang harus mampu memperkuat karakter pribadinya, mengendalikan emosinya dan memiliki kemampuan berargumentasi yang baik dan berdasar.

b. Daya tarik (attractive)
Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness) banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Hafied Changara (2007:94) mengemukakan bahwa, “Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic).”
Kesamaan di sini dimaksudkan bahwa orang bisa tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku, daerah asal dan sebagainya. Dikenal maksudnya seorang komunikator adalah seorang yang sudah lama dikenal oleh para khalayak. Disukai artinya komunikator adalah orang yang disenangi dan disukai oleh khalayak. Fisik artinya seorang komunikator akan dapat diterima dengan baik apabila memiliki tampilan fisik yang baik dan menarik.

Katherin Miller (2005:59) mengemukakan bahwa, “Communicator capable to become pleasant person and have appearance of interesting physical will is easily accepted by hearer”. Artinya, komunikator yang mampu menjadi pribadi yang menyenangkan dan memiliki penampilan fisik yang menarik akan dengan mudah diterima oleh khalayak. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan daya tarik maka seseorang harus mampu belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang menyenangkan dan menjaga penampilan fisik.
c. Kekuatan (power)
Kekuatan dapat diartikan sebagai kekuasaan dimana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat, kalau hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Hafied Changara (2007:95) mengemukakan bahwa, “Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin mempengaruhi orang lain”.
Selanjutnya, Hafied Changara (2007:95) mengemukakan bahwa, “Kepercyaan diri dalam komunikasi akan tumbuh apabila komunikator mampu memproyeksikan dirinya ke dalam orang lain”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, apabila seseorang ingin memiliki kekuatan dalam berkomunikasi, maka ia harus mampu mengembangkan kepercayaan dirinya”.


Komunikasi Massa





Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi Massa – salah satu jenis komunikasi, selain Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Kelompok, dan Komunikasi Organisasi.

Perkembangannya dimulai dari:
 Abad Penggunaan Isyarat & Lambang –e.g. gerak tangan atau volume suara;
 Abad Berbicara & Penggunaan Bahasa –huruf mewakili bunyi ujaran;
 Abad Penggunaan Media Tulisan;
 Abad Penggunaan Media Cetakan –penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet.

Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.

Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa.

Massa sendiri artinya “orang banyak” atau “sekumpulan orang” –kelompok, kerumunan, publik.

Bittner: Mass communication is messages communicated throught a massa medium to a large number of people.

William R. Rivers dkk. membedakan antara communication dan communications. Communication adalah proses berkomunikasi. Communications adalah perangkat teknis yang digunakan dalam proses komunikasi, e.g. genderang, asap, butir batu, telegram, telepon, materi cetak, siaran, dan film.

Edward Sapir: Communication = proses primer, terdiri dari bahasa, gestur/nonverbal, peniruan perilaku, dan pola perilaku sosial. Communications = teknik-teknik sekunder, instrumen dan sistem yang mendukung proses komunikasi, e.g. kode morse, telegram, terompet, kertas, pulpen, alat cetak, film, pemancar siara radio/TV.

William R. Rivers dkk.:
Komunikasi Massa dapat diartikan dalam dua cara:
1. Komunikasi oleh media.
2. Komunikasi untuk massa.
Namun, Komunikasi Massa tidak berarti komunikasi untuk setiap orang. Pasalnya, media cenderung memilih khalayak; demikian pula, khalayak pun memilih-milih media.

Karakteristik Komunikasi Massa
William R. Rivers dkk.:
1. Satu arah.
1. Selalu ada proses seleksi –media memilih khalayak.
2. Menjangkau khalayak luas.
3. Membidik sasaran tertentu, segmentasi.
4. Dilakukan oleh institusi sosial (lembaga media/pers); media dan masyarakat saling memberi pengaruh/interaksi.

McQuail menyebut ciri utama komunikasi massa dari segi:
1. Sumber : bukan satu orang, tapi organisasi formal, “sender”-nya seringkali merupakan komunikator profesional.
2. Pesan : beragam, dapat diperkirakan, dan diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak; merupakan produk dan komoditi yang bernilai tukar.
3. Hubungan pengirim-penerima bersifat satu arah, impersonal, bahkan mungkin selali sering bersifat non-moral dan kalkulatif.
4. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas.
5. Mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima.

Denis McQuail tentang Media:
1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain.
2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan norma.
5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.

Lengkapnya, Karakteristik Komunikasi Massa menurut para pakar komunikasi :
1. Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif (Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang per orang.
2. Pesan bersifat umum, universal, dan ditujukan kepada orang banyak.
3. Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan keserentakan (instantaneos) penerimaan oleh massa.
4. Komunikan bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan pendidikan.
5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication).
6. Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung (Indirect Feedback); respon audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi antarpribadi.

Karakteristik Media Massa:
1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.
2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).
3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit.
5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Referensi: Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987; William R. Rivers at.al., Media Massa dan Masyarakat Modern: Edisi Kedua, Prenada Media, Jakarta, 2003; Winarni, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, UMM Press, 2003. (www.romeltea.com).*