Jumat, 04 Mei 2012

Komunikasi Antar Budaya




Konsep komunikasi ini merupakan komunikasi yang timbul karena adanya interaksi antara individu dengan individu atau kelompok dari latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan budaya menjadi sebuah fenomena karena sering menimbulkan perselisihan atau justru semakin mendekatkan hubungan.
Komunikasi antar budaya terjadi saat faktor keanggotaan suatu kelompok budaya mempengaruhi proses komunikasinya, terlepas disadari atau tidak. Perbedaan mendasar yaitu bila dua orang berkomunikasi secara antarpribadi dan salah satu anggota komunikasi beradapatasi menggunakan satu budaya secara bersama.
Pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya disebabkan perkembangan interaksi masyarakat baik Indonesia maupun dunia dengan seluruh manusia diberbagai belahan bumi ini.  Kehidupan kini semakin mengglobalisasi akibat tingginya ketergantungan dalam hubungan perekonomian, politik,  dan budaya. Terciptalah apa yang disebut dengan desa dunia dimana kesempatan untuk mempelajari beragam budaya semakin besar.
Budaya dalam komunikasi  juga menempati posisi penting karena bersifat mengatur perilaku anggota suatu masyarakat. Perilaku tersebut tertentu memandang realitas termasuk realitas komunikasi baik denganorang dalam budaya sama maupun budaya yang berbeda.

KONSEP-KONSEP PENTING DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi antar budaya didefinisikan sebagai proses pertukaran simbolik dimana individu-individu dari setidaknya dua budaya yang berbeda menegosiasikan makna bersama dalam situasi interaktif (Gudykunst 1990).

Konsep-konsep penting tersebut antara lain :
Pertukaran simbolis : Penggunaan simbolis, baik verbal maupun non verbal.
Proses : Berarti sifat saling keterkaitan pada kegiatan komunikasi . Sifat transaksional dalam komunikasi antar budaya berkaitan dengan proses encoding dan decoding. Jika kedu aproses ini selaras, maka pengirim dan penerima pesan telah menyelesaikan satu makna isi yang dipahami bersama.
Komunitas budaya yang berbeda : Batas komunkiasi budaya adalah untuk menggambarkan perbedaan budaya. Dapat mengacu pada letak geografis, kepercayaan, nasionalitas, atau bisa juga dengan etnisitas.

Negotiated shared meaning
Situasi  interaktif
Situasi interaktif mengandung komponen sebagai berikut :
-          Elemen perilaku
-          Tujuan partisipan
-          Aturan perilaku
-          Perbedaan peran yang harus dimainkan
-          Setting fisik dan peralatan
-          Konsep ognitif
-          Keterampilan sosial yang relevan


DIMENSI KEBERAGAMAN BUDAYA

Menurut Hoftstede

1. Individualisme-kolektivisme
Di dalam budaya kolektivistik, tiap orang akan cenderung menghindari perilaku yang akan menyakiti perasaan orang lain dan tidak terlalu memaksakan kehendak kepada orang lain. Sebaliknya dalam budaya individualistik, orang lebih menyukai kejelasan dan apabilla mengajukan permintaan dilakukakn secara langsung untuk memenuhi tujuannya.

2. Penghindaran ketidakpastian
Anggota masyarakat dengan budaya penghindaran ketidakpastian yang tinggi memiliki toleransi yang rendah pada ketidak pastian dan ambiguitas yang diekspresikan dari tingginya kegugupan dan pelepasan energi, sangan mengutamakan aturan formal dan kurang toleran terhadap gagasan yang muncul atau perilaku yang menyimpang (Hofstede 1979).

3. Dimensi Jarak Kekuasaan
Untuk menggambarkan sejauh mana anggota lembaga atau organisasi yang kurang berkuasa  menerima kekuasaan yang menyimpang.

4. Dimensi maskulinitas-feminitas
Mneggambarkan sejauh mana derajat suatu budaya membedakan secara tegas peran perempuan dan peran laki-laki. Budaya maskulin lebih menghargai kinerja, ambisi, benda- benda, kekuasaan dan keasertifan. Sedang budaya feminin, tidak ada pembagian peran yang tegas antar gender bahkan ada tumpang tindih peran. Baik laki-laki maupun perempuan diharapkan sederhana, lembut, dan peduli pada kualitas hidup.

Menurut Hall
Dimensi komunikasi konteks rendah-konteks tinggi
Komunikasi konteks rendah berkenaan dengan sejauh mana suatu budaya menekankan cara-cara berkomunikasi yang lebih langsung, verbal dan jelas. Sedangkan komunikasi konteks tinggi ditansai dengan penyampaian informasi yang bersifat eksplisit, simbolik, nonverbal dan ekspresi.

KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Perlunya kompetensi yang khas dalam komunikasi antar budaya untuk dapat mengatasi keberbedaan antar budaya. Kompetensi itu adalah kesadaran dari komunikator (mindfullness). Menurut Langer (1989) Konsep penuh kesadaran berarti kesiapan mengubah cara pandang dan motivasi untuk menggunakan cara pandang baru di dalam memahami keberbedaan budayadan kesiapan untuk bereksperimen dengan pengambilan keputusan dan pensolusian masalah. Sebaliknya jika komunikator sangat bergantung pada cara pandang lama (mindlessness).


1. Kriteria penuh kesadaran
Pengubahan cara pandang lama menjadi cara pandang baru tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain :

-          Tujuan interaktif inetrumental : hasil substantif atau sumebr daya yang ingin diraih misal mengubah sikap orang lain.
-          Tujuan Representasi diri berkaitan dengan gambaran diri yang ingin dipertahankan di depan publik dan ingin orang lain menghargai
-          Tujuan relasional : berhubungan dengan status hubungan antar pribadi.

2.  Kriteria kompetensi komunikasi
Spitzberg dan Cupach (1984) berendapat kompetensi komunikasi perlu memiliki 2 kriteria : kesesuian dan efektivitas. Untuk bertindak sesuai dan efektif, harus memperkaya tiga komponen kompetensi komunikasi yaitu pengetahuan, keterampilan dan motivasi. Pengetahuan mengenai pemahaman kognitif dan kesiapan afektif uuk berkomunikasi secara efektif. Keterampilan berkaitan dnegan kemampuan operasional. Motivasi untuk mempelajari cara berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda.
HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi antarbudaya dapat efektif jika aspek pengetahuan, keterampilan dan motivasi dipenuhi. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka akan timbul hambatan-hambatan dalam komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar