Konsep komunikasi ini merupakan komunikasi
yang timbul karena adanya interaksi antara individu dengan individu atau
kelompok dari latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan budaya menjadi
sebuah fenomena karena sering menimbulkan perselisihan atau justru semakin
mendekatkan hubungan.
Komunikasi antar budaya terjadi saat faktor
keanggotaan suatu kelompok budaya mempengaruhi proses komunikasinya, terlepas
disadari atau tidak. Perbedaan mendasar yaitu bila dua orang berkomunikasi
secara antarpribadi dan salah satu anggota komunikasi beradapatasi menggunakan
satu budaya secara bersama.
Pentingnya mempelajari komunikasi antarbudaya
disebabkan perkembangan interaksi masyarakat baik Indonesia maupun dunia dengan
seluruh manusia diberbagai belahan bumi ini. Kehidupan kini semakin
mengglobalisasi akibat tingginya ketergantungan dalam hubungan perekonomian,
politik, dan budaya. Terciptalah apa yang disebut dengan desa dunia
dimana kesempatan untuk mempelajari beragam budaya semakin besar.
Budaya dalam komunikasi juga menempati
posisi penting karena bersifat mengatur perilaku anggota suatu masyarakat.
Perilaku tersebut tertentu memandang realitas termasuk realitas komunikasi baik
denganorang dalam budaya sama maupun budaya yang berbeda.
KONSEP-KONSEP PENTING DALAM KOMUNIKASI ANTAR
BUDAYA
Komunikasi antar budaya didefinisikan sebagai
proses pertukaran simbolik dimana individu-individu dari setidaknya dua budaya
yang berbeda menegosiasikan makna bersama dalam situasi interaktif (Gudykunst
1990).
Konsep-konsep penting tersebut antara lain :
Pertukaran simbolis : Penggunaan
simbolis, baik verbal maupun non verbal.
Proses : Berarti sifat saling keterkaitan
pada kegiatan komunikasi . Sifat transaksional dalam komunikasi antar budaya
berkaitan dengan proses encoding dan decoding. Jika kedu aproses
ini selaras, maka pengirim dan penerima pesan telah menyelesaikan satu makna
isi yang dipahami bersama.
Komunitas budaya yang berbeda : Batas
komunkiasi budaya adalah untuk menggambarkan perbedaan budaya. Dapat mengacu
pada letak geografis, kepercayaan, nasionalitas, atau bisa juga dengan
etnisitas.
Negotiated shared meaning
Situasi interaktif
Situasi interaktif mengandung komponen sebagai
berikut :
-
Elemen perilaku
-
Tujuan partisipan
-
Aturan perilaku
-
Perbedaan peran yang harus dimainkan
-
Setting fisik dan peralatan
-
Konsep ognitif
-
Keterampilan sosial yang relevan
DIMENSI KEBERAGAMAN BUDAYA
Menurut Hoftstede
1. Individualisme-kolektivisme
Di dalam budaya kolektivistik, tiap orang akan
cenderung menghindari perilaku yang akan menyakiti perasaan orang lain dan
tidak terlalu memaksakan kehendak kepada orang lain. Sebaliknya dalam budaya
individualistik, orang lebih menyukai kejelasan dan apabilla mengajukan
permintaan dilakukakn secara langsung untuk memenuhi tujuannya.
2. Penghindaran ketidakpastian
Anggota masyarakat dengan budaya penghindaran
ketidakpastian yang tinggi memiliki toleransi yang rendah pada ketidak pastian
dan ambiguitas yang diekspresikan dari tingginya kegugupan dan pelepasan
energi, sangan mengutamakan aturan formal dan kurang toleran terhadap gagasan
yang muncul atau perilaku yang menyimpang (Hofstede 1979).
3. Dimensi Jarak Kekuasaan
Untuk menggambarkan sejauh mana anggota
lembaga atau organisasi yang kurang berkuasa menerima kekuasaan yang
menyimpang.
4. Dimensi maskulinitas-feminitas
Mneggambarkan sejauh mana derajat suatu budaya
membedakan secara tegas peran perempuan dan peran laki-laki. Budaya maskulin
lebih menghargai kinerja, ambisi, benda- benda, kekuasaan dan keasertifan.
Sedang budaya feminin, tidak ada pembagian peran yang tegas antar gender bahkan
ada tumpang tindih peran. Baik laki-laki maupun perempuan diharapkan sederhana,
lembut, dan peduli pada kualitas hidup.
Menurut Hall
Dimensi komunikasi konteks rendah-konteks
tinggi
Komunikasi konteks rendah berkenaan dengan
sejauh mana suatu budaya menekankan cara-cara berkomunikasi yang lebih
langsung, verbal dan jelas. Sedangkan komunikasi konteks tinggi ditansai dengan
penyampaian informasi yang bersifat eksplisit, simbolik, nonverbal dan
ekspresi.
KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Perlunya kompetensi yang khas dalam komunikasi
antar budaya untuk dapat mengatasi keberbedaan antar budaya. Kompetensi itu
adalah kesadaran dari komunikator (mindfullness). Menurut Langer (1989) Konsep
penuh kesadaran berarti kesiapan mengubah cara pandang dan motivasi untuk
menggunakan cara pandang baru di dalam memahami keberbedaan budayadan kesiapan
untuk bereksperimen dengan pengambilan keputusan dan pensolusian masalah.
Sebaliknya jika komunikator sangat bergantung pada cara pandang lama
(mindlessness).
1. Kriteria penuh kesadaran
Pengubahan cara pandang lama menjadi cara
pandang baru tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain :
-
Tujuan interaktif inetrumental : hasil substantif atau sumebr daya yang ingin
diraih misal mengubah sikap orang lain.
-
Tujuan Representasi diri berkaitan dengan gambaran diri yang ingin dipertahankan
di depan publik dan ingin orang lain menghargai
-
Tujuan relasional : berhubungan dengan status hubungan antar pribadi.
2. Kriteria kompetensi komunikasi
Spitzberg dan Cupach (1984) berendapat
kompetensi komunikasi perlu memiliki 2 kriteria : kesesuian dan efektivitas.
Untuk bertindak sesuai dan efektif, harus memperkaya tiga komponen kompetensi
komunikasi yaitu pengetahuan, keterampilan dan motivasi. Pengetahuan mengenai
pemahaman kognitif dan kesiapan afektif uuk berkomunikasi secara efektif.
Keterampilan berkaitan dnegan kemampuan operasional. Motivasi untuk mempelajari
cara berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda.
HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi antarbudaya dapat efektif jika
aspek pengetahuan, keterampilan dan motivasi dipenuhi. Jika syarat-syarat
tersebut tidak terpenuhi maka akan timbul hambatan-hambatan dalam komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar