APREHENSI KOMUNIKASI
Aprehensi komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya saat berkomunikasi dengan orang lain karena kekewatiran dan ketakutannya, tak memiliki pikiran apapun dalam benaknya dan juga tidak memahami sebeb akibat sosial sehingga menjadi orang yang mati rasa.
Mc Croskey menyatakan bahwa apresiensi komunikasi itu muncul pada manusia karena pengaruh suasana komunikasi rumahnya.
B. SELF – DISCLOSURE
Self disclosure merupakan kajian komunikasi dari perspektif internasional. Sesuai dengan istilah untuk menyebut perspektif ini maka perhatian utama dalam tindak komunikasi adalah aspek interaksi. Dalam interaksi tersebut terlibat indikator-indikator sebagai individu – sosial. Yakni individu yang mengembangkan segenap potensi kemanusian melalui interaksi sosial(fister:1986:243)
C. TEORI PENETRASI SOSIAL
Teori ini pada intinya menyatakan bahwa kedekatan antarpribadi itu berlangsung secara bertahap dan berurutan yang di mulai dari taraf biasa-biasa saja hingga mencapai tahap intim. Sebegai salah satu fungsi dari dampak saat ini, maupun dampak masa depan. Sejauh mana keintiman itu bisa bertahan membutuhkan keluasan dan kedalaman self disclosure diantara pihak-pihak yang menjalin relasi antarpribadi.
Pada dasarnnya, konsep penetrasi sosial menjelaskan bagaimana kedekatan relasi itu bergemabng, gagal untuk berkembang atau berhenti. Konsep ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses seperti itu bisa terjadi.
D. TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
Teori pengurangan ketidakpastian ini mengungkap beberapa aksioma, yang berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia dalam menjalin relasi antarpribadi.
Aksioma tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi verbal : mengahdapi tingginya ketidakpastian pada awal perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal.
2. Kehangatan non verbal :begitu terjadi peningkatan ekspresi nonverbal maka derajat ketidakpastian akan berkurang pada situasi awal interaksi.
3. Pencarian informasi : tingginya derajat ketidak pastian akan meningkatkam prilaku informasi
4. Self-disclosure: tingginya ketidakpastian dalam 1 relasi akan menurunkan derajat intim dalam komunikasi
5. Timbal balik: tingginya ketidakpastian menghasilkan tingginya tinkat timbal balik.
A. TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL.
Relasi antarpribadi itu tidak statis atau menurut teori dialektika relational, bersifat cair. Orang-orang yang menjalin relasi dan berkomunikasi antarpribadi pada batinya mengalami apa yang dinamakan tarikan konfli. Tarikan konflik itulah yang menyebabkan relasi menjadi selalu berada dalam kondisi cair, yang di kenal sebagai ketegangan dialektis. Kita berayun-ayun diantara dua kutub relasi. Antara harmonis dan konflik atau antara akrab dan musuhan.
Teori ini melihat 2 dialektika yang terjadi dalam relasi antarpribadi :
1. Dialektika internal, yang berlangsung didalam relasi antarpribadi
2. Dialektika eksternal, yang terjadi antara orang yang menjalin relasi dengan berkomunikasi
B. TEORI PENILAIAN SOSIAL.
Teori penilaian sosial melihat pengaruh komunikasi antarpribadi melalui bagaimana individu di pengaruhi oleh kelompok acuanya, yakni kelompok yang digunakan untuk merumuskan identitas individu tersebut, menurut teori ini maka sikap kita dipetakan dalam 1 kontinum, menurut teori ini maka sikap kita tidak bisa berada dalam 1 wilayah tertentu yang dinamakan latitude.
Wilayah ini ada 3, yaitu ada wilayah penolakan, wilayah penerimaan, dan wilayah nonkomitmen. Teori ini menyatakan makin besar perbedaan antara pendapat pembicara dan pandangan pendengaranya maka akan makin besar juga perubahan sikapnya, sejauh pesan tersebut berada dalam wilayah penerimaannya. Selain itu keterlibatan ego yang tinggi menunjukan luasnya wilayah penolakan. Apabila pesan yang disampaikan pada orang lain berada pada wilayah penolakan orang lain yang memiliki keterlibatan ego tinggi maka akan menimbulkan efek yang biasa dinamakan efek bumerang.
SUMBER : Komunikasi Antarpribadi Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar